TIMESINDONESIA, CIREBON – Peran remaja dalam membentuk perubahan bagi bangsa dianggap penting untuk menciptakan perubahan. Seperti yang dilakukan para remaja yang menjadi penggerak di Kampung Batik Kriyan Cirebon.
Sulistio, Ketua Kelompok Batik Kriyan Kota Cirebon, Jawa Barat mengatakan, awal mula dibentuknya batik kriyan adalah karena tidak adanya kegiatan pemuda di wilayah tersebut. Kemudian mengajak Sulistio yang merupakan pendatang untuk membuat kegiatan kelompok belajar anak-anak dan remaja.
Karena tidak ada tempat, mereka membabat rumput-rumput bantaran sungai untuk dijadikan tempat mereka mengajari anak-anak mewarnai, dan mendongeng. Dalam perjalanan kegiatan kelompok belajar, Sulistio dan teman-temannya di ajak untuk membuat sebuah batik yang memiliki ciri khas.
“Jadi kita itu ditawarin sama bapak Deddy untuk buat pelatihan batik, yang saat ini menurut kita batik terlalu biasa banget. Tapi kami terima dan semangat banget, Yang kemudian memperkenalkan kami dengan pihak yang siap memberikan pelatihan untuk kami yaitu dari Korea,” kata Sulistio, Jumat (11/09/2020).
Untuk pelatihan batik, sulistio tidak memfokuskan hanya kepada anak-anak atau remajanya saja, tetapi ke semua elemen masyarakat kriyan.
“Siapapun bisa ikut, semua boleh belajar membatik, di sini kami membebaskan. Dalam waktu 2 tahun, batik kriyan sudah dikenal. Padahal dalam mempelajari teknik membatik seharusnya minimal 5 Tahun baru bisa dikatakan mahir,” imbuhnya.
Namun kendati demikian, lantas tidak membuat Batik Kriyan Cirebon puas. Batik kriyan terus melebarkan sayapnya, menghasilkan batik-batik yang berkualitas dari batik tulis, sampai batik cap. (*)(click)